Saya sudah punya suami tetapi tidak puas dalam hubungan seksual. Karena barang suamiku kecil dan pendek. Kecuali itu apabila main sejenak. Aku kerap membayangkan jika seandainya disetubuhi oleh laki-laki yang barangnya gede, tentu enak sekali.
Sahabat saya menyukai cerita pada aku bahwa suaminya kuat sekali dalam seks. Kebetulan suaminya orang Arab. Katanya, jika main dia kerasa nyilu dan kesemutan di vaginanya. Semenjak itu saya kerap kali membayangkan suami temanku. Karena orangnya tinggi besar, dadanya berbulu tebal.
Pada suatu hari aku main ke rumah temanku itu. Katakan saja namanya Linda, dan nama suaminya Mansur. Pak Mansur buka pijat refleksi. Kecuali itu ia menyukai olah raga. Dikala aku hingga di rumahnya ia sedang berolah raga. Dan aku ngobrol dengan Linda sahabat karibku. Saya datang mau membuktikan cerita Linda, apa benar barang suaminya gede. Tak lama kemudian, dia datang dengan menerapkan celana olah raga yang cukup tipis. Dia duduk di depanku. Sambil saya minum teh aku ngelirik sedikit ke bagian selangkangannya, tetapi sebab ada Linda saya tidak lama-lama ngeliriknya. Tidak lama Linda pergi untuk menyiapkan sarapan pagi. Tinggallah saya berdua dengan suaminya ngobrol. Kans saya untuk melirik agak lama. Astaga, beneran omongan Linda, tampak terlihat di celananya tonjolan besar dan panjang. Saya berkata dalam hatiku, bagaimana jikalau itu ngaceng dan telanjang. Pantesan seandainya Linda main, katanya, hingga sambat-sambat.
Semenjak itu saya menyenangi membayangkan penis suami sahabat saya yang Arab itu. Setiap saya main sama suamiku aku membayangkan barang pak Mansur yang besar dan panjang itu. Karena barangnya suami tidak keras secara optimal aku merekomendasikan diurut refleksi oleh Pak Mansur. Suamiku betul-betul sependapat, dia meminta di datangkan ke rumah. Suami ketahui bagus dengan Pak Mansur. Kemudian mulai suaminya aku diurut oleh Pak Mansur kaprah-kaprah jam 8 malam. Saya berada di sebelah suamiku yang sedang diurut itu. Kesempatan bagiku untuk memandang benjolan di selangkangan Pak Mansur.
Kini saya cari alasan supaya saya diizinkan diurut oleh Pak Mansur. Dengan alasan yang pas aku dibiarkan. Setelah suamiku diurut giliran aku kini diurut. Sebab suami tak tahan, ia pergi mandi. Tinggallah kini aku berdua dengan Pak Mansur. Ia mulai ngurut dari betisku yang mulus. Aku bertanya dalam hati, apakah Pak Mansur tak terangsang memperhatikan betis dan pahaku yang mulus itu.
Kemudian dia mulai menyingkap rokku sehingga nampaklah padanya pahaku yang mulus. Ia berkata padaku, “Ibu sepatutnya sering kali diurut refleksi, seminggu sekali, karena ibu punya gejala darah tinggi. Tetapi pekan depan jika dapat jangan gunakan rok, pakai sarung saja, supaya gampang ngurutnya di komponen ujung paha dan pinggulnya. Itu sekiranya suami ibu sependapat.”
“Suamiku pasti sependapat, sekiranya memang itu dapat menyembuhkan, apalagi ia telah percaya sama bapak,” balasku.
Dan suamiku ternyata mengizinkan apa yang dianjurkan oleh Pak Mansur.
Pekan depannya ia datang lagi, suamiku giliran pertama yang diurut. Setelah selesai baru kini giliran saya. Saya ganti baju dengan sarung, lalu tengkurep. Hatiku mulai dak-dik-duk tak karuan. Saat ia mengurut betis kiriku, kaki kananku kumasukkan pelan ke selangkangan Pak Mansur sambil kugerak-gerakkan pelan-pelan. Terasa barang Pak Mansur bergerak-gerak mulai ngaceng. Terasa benar di kakiku seandainya barang Pak Mansur besar sekali.
Tak lama kemudian suamiku pamit ke Pak Mansur untuk keluar beli rokok karena rokoknya habis. Pak Mansur menjawab “Ya, Pak”. Ucapannya yang halus dan lembut membuat suamiku tambah percaya. Pak Mansur mulai berani menyingkap sarungku sampai ke pangkal paha. Dia mengurutku hingga ke pangkal paha.
“Aduh,” kataku dikala jari-jarinya mengenai bibir vaginaku.
“Sakit bu?” tanya Pak Mansur.
“Tidak,” sahutku.
Mulailah dia mengurut agak berani di komponen pangkal pahaku sambil mengelus-ngelusnya, dan aku kian tidak tak tahan, dan mulai terstimulus.
Pak Mansur mengerti dengan bunyi rangsanganku. Ia menyuruhku berbalik telentang sehingga ia dapat memperhatikan pemandangan yang menggairahkan. Ia menyingkap lagi sarung sampai ke pangkal paha hingga tampak CD-ku. Dia mulai menggerak-gerakkan jarinya ke bibir vaginaku. Saya kian tak tahan. Ia kian memasukkan jarinya kian dalam sampai mengenai lobang vaginaku dan menunjangnya pelan-pelan, tapi tidak berhasil, karena lobang vaginaku peret. Ia menyopotnya dan memasukkan ke mulutnya sambil diludahi kemudian ia masukkan kembali. Sekarang baru jari Pak Mansur masuk le lobang vaginaku. Saya menggelinjang kenikmatan. Sayang sekali kenikmatan itu terhenti, karena suamiku datang dari membeli rokok. Meski demikian, sebelum suamiku tiba di kamar, kami berdua saling menatap dalam-dalam sambil saling tersenyum. Sekarang kami berdua telah saling paham harapan masing-masing dan tak malu-malu lagi. Tinggal menunggu peluang lain yang lebih baik saja….
Mingggu depannya Pak Mansur datang lagi. In the event you loved this informative article and you would like to receive more details regarding Gambar bokep generously visit our page. Kemudian mengurut suamiku. Tak lama kemudian telepon berdering, aku yang menerimanya. Sahabat bisnis suamiku meminta agar suamiku datang ke rumahnya untuk membicarakan bisnis yang sangat penting dan menguntungkan. Aku sampaikan hal itu pada suamiku. Dia bilang bahwa ia akan datang setelah diurut.
Setelah dak-dik-duk, apakah suamiku mengizinkanku diurut tanpa ada ia sebab akan pergi ke rumah rekan bisnisnya yang cukup jauh dari rumahku.
Sesudah suamiku selesai diurut, saya bertanya, “Pak, bagaimana seandainya aku tak usah diurut saja, ya.”
“Tak apa-apa, diurut saja, saya telah percaya, kok sama Pak Mansur. Ia orangnya baik.”
Sesudah mandi suamiku berangkat menuju ke rumah rekannya. Tinggallah aku berduaan dengan Pak Mansur malam-malam sekitar separo sepuluh. Hatiku dak-dik-duk, saya akan merasakan penis orang Arab malam ini, kataku dalam hati.
Aku tengkurep. Pak Mansur lantas menyingkap sarung sampai ke pangkal pahaku. Aku dia telah tidak tahan ingin merasakan lobang vaginaku yang kecil. Aku orangnya ramping, tinggi 155 cm. Seangkan Pak Mansur tinggi besar, dan dadanya berbulu tebal. Dia lantas menyingkap CD-ku dan memainkan bibir vaginaku, kemudian CD-ku dipelorotin. Sekarang nampaklah vaginaku, dia meludahi lobang vaginaku dicampur dengan minyak.
Aduh, kini saya benar-benar tak tahan, mau langsung dimasuki barangnya. Ia membuka sarungku, BH-ku dan kausku. Kini aku telanjang bulat. Dan dia mulai membuka celananya, t-shirt. Saya melirik ingin tahu seperti apa barangnya. Saya ia membuka celana dalamnya, astaga… penis Pak Mansur benar-benar besar dan panjang, ngaceng tegak, seperti barangnya kuda.
Saya takut bercampur berharap merasakan. Aku takut robek, dan jebol lobang rahimku, bercampur berharap menikmati puncak kenikmatan. Dia mulai mengangkangkan lebar-lebar pahaku. Ia memberi arahan penisnya yang besar, panjang dan keras downlod vidio bokep ke lobang vaginaku. Dia menekankan barangnya. Saya berteriak kecil, “Aduuuh… sakit, Pak.”
“Ditahan, Bu. Nanti akan hilang rasa sakitnya berganti kenikmatan yang luar awam.”
Penis Pak Mansur kurang lebih panjangnya 20 cm dan ukurannya besar sekali, seperti barangnya kuda. Dia menekan barangnya sampai tiga kali namun tidak bisa masuk juga, saking besarnya. Ia telah tak tahan, nafsunya membara. Dia meludahi lobang vaginaku banyak sekali hingga meleleh ke pantatku, dicampur dengan minyak. Barang Pak Mansur bahkan dilumati minyak dicampur ludah biar licin.
Kemudian ia memberi nasehat kembali penisnya ke lobang vaginaku dan menekannya. Saya berteriak sambil menggigit bibirku. Namun Pak Mansur semakin keras menekannya. Setelah bersusah payah, akibatnya penisnya berhasil masuk juga. Ia menancapkan semuanya. Ia menindihku sampil menciumi dan mengecup bibirku dengan gagar. Ia mulai menggenjotku dengan ganasnya. Sekarang terdengar bunyi dari lobang vaginaku… Cprot… Cprot… Sambil memelukku gemes bercampur ganar. Tubuhku yang ramping ditekuk-tekuk sambil digenjot. Sekarang saya mulai merasakan kenikmatan yang luar biasa. Ia mengenjot lobang vaginaku lama sekali. Aku disetubuhi 3 ronde sampai terasa lemas seluruh tubuhku. Saya melihat sudah jam 1 malam. Berarti kami telah bermain selama 3 jam separo. Waduuh… nikmatnya luar lazim….
Sayang, kami tidak bisa melanjutkannya semalam suntuk. Kami mesti seketika berbenah supaya tak kepergok suamiku yang sebentar lagi akan kembali. Tapi saya puas sekali dengan persetubuhan kami malam ini…