Mulai hari ini kami sekeluarga akan berlibur ke pulau Bali selama tiga hari. Tentu saja tamasya yang telah dinanti nanti oleh kami sekeluarga. Kami ke Bali dengan menggunakan pesawat malam ini. Pada petang hari dengan segala koper yang telah disiapkan tadi malam, anak-anak berangkat dengan mobil wagon menjemput istri di kantornya dan kemudian baru menjemput saya di kantor. Kecuali keluarga ada satu orang kantor aku yang turut dalam tamasya kali ini. Dia adalah Mia.
Awalnya Mia tidak mudah saja ingin turut tamasya dengan kami tetapi setelah aku bujuk dengan beragam cara dan juga istri sempat bicara dengan ia untuk meyakinkan ia, baru ia ingin ikut dengan kami, apalagi buah hati-buah hati juga ikut.
Ketika mobil tiba di kantor, istri menelpon aku dari mobil dan menunggu di parkir bawah. Kemudian aku segera menelpon ke mejanya Mia dan minta ke ia untuk turun dulu dan naik ke kendaraan beroda empat dahulu, baru kemudian aku menyusul turun, sehingga tak terlalu menyolok perhatian orang banyak.
Dalam perjalanan menuju airport kami tidak terlalu banyak bicara dan Mia juga masih menonjol kaku dan hanya bicara sedikit dengan istri. Tapi buah hati-buah hati seperti biasanya, diperjalanan cukup ramai penuh canda.
Sesudah di airport baru terlihat suasana mulai santai dan nampak Mia mulai akrab dengan si kecil-anak dan telah dapat bersenda gurau. Selagi menunggu pesawat kami sempat mampir ke coffee shop untuk sedikit santai dahulu. Aku, istri dan Mia duduk di satu meja. Aku memesan kopi, istri dan Mia memesan fresh juice. Di meja itu Mia mulai banyak bicara dan sedikit demi sedikit hilang rasa malunya untuk bicara dengan istri. Tentu semua ini berkat pandainya istri mengajak bicara Mia, sehingga dia demikian itu yakin dan percaya diri dan memperhatikan istri yang semacam itu open dengan dia. Dalam pesawat aku dan istri duduk berderet. Mia dan buah hati-buah hati satu deret di tempat duduk agak ke belakang.
Dari airport Denpasar kami menuju hotel dengan menggunakan taxi, tapi sebab jumlah orang dan kopernya banyak maka kami dengan dua taxi pergi kesana. Kecil-anak dan istri di satu taxi, kemudian saya dan Mia di taxi berikutnya. Kami menginap di hotel sekitar Nusa Dua, kecuali bersih disana terasa lebih hening dibanding daerah yang lain. Dalam perjalanan menuju hotel saya sempat mengatakan ke Mia bahwa tak usah terlalu kuatir soal kejadian bulan lalu dikantor itu. Lebih lanjut saya mengatakan bahwa semua kejadian itu sudah saya ceritakan dan istri sudah mengetahuinya. Inspirasi yang pernah saya katakan ke Mia bahwa aku dan istri segala sesuatunya open dan hal-hal seperti itu tak menjadi persoalan bagi istri. Ketika untuk mengajak Mia ke Bali malahan yakni inspirasi istri aku. Kemudian saya katakan ke Mia agar dia santai saja dan merasakan wisata ini dengan saya, istri dan si kecil-buah hati.
Untuk menginap saya sudah booking untuk tiga kamar, untuk aku dan istri, buah hati-anak dan untuk Mia. Kami mendapat kamar yang cukup bagus. Tiga kama di lantai dasar berurutan, dan semuanya mempunyai teras yang seketika menghadap pantai, sehingga kami dapat merasakan pemandangan laut yang bagus. Kamar Mia berada diantara kamar kami dan anak-anak. Saat check-in memang telah malam namun apabila jendela teras di buka lebar, terdengar dengan terang bunyi ombak dari pantai di depan kami.
Sesudah check-in praktis saya dan istri tak keluar kemana-mana, cuma buah hati-anak saja yang masih melowongkan waktu untuk berjalan-jalan di dalam hotel, dan kolam berenangnya. Mia sendiri saya kurang tahu, tetapi sepertinya dia juga tidak kemana mana. Sesudah mandi aku meluangkan diri duduk di teras sambil minum minuman yang ringan, terasa begitu relax suasana malam itu, apalagi setelah seharian kerja. Dia lama kemudian istri menyusul ke teras sesudah selesai mengeringkan rambut dan berias.
Dia tampil sudah dengan menggunakan gaun tidurnya, dan demikian itu sexy penampilannya. Gaun tidur yang berwarna coklat mudah dan benar-benar tipis, boleh dikatakan mendekati transparan, panjangnya sampai sedikit diatas lutut. Dia tidak duduk di sebelah saya, melainkan berdiri bersandar ke pagar teras dan melihat pantai di kegelapan malam. Aku memandangi istri yang sedang berdiri itu dan terlihat terang dia sudah tak mengenakan apa-apa lagi dibalik gaun tidurnya. Salah satu kakinya menginjak salah satu besi pagar teras sehingga kaki dan pahanya yang mulus itu tampak hingga ke pangkal paha, sebab kancing gaun tidurnya sengaja dia buka dari bawah sampai pangkal pahanya.
Sambil konsisten memperhatikan ke pantai dia bicara dengan saya dan mengatakan alangkah indahnya malam ini dan suasananya yang seperti itu romantis. Ia teringat saat dahulu kami sedang berlibur untuk honey moon dan sebagian cerita kenangan kami saat itu. Saya malahan kemudian ikut memandu ia berdiri berdampingan di pagar teras dan melihat ke pantai. Dia lama sesudah itu saya membalikkan badan dan membelakangi pantai, dan meneruskan percakapan kami. Suasana yang semacam itu romantis membuat suara istri demikian itu mesra dan terdengar sayup sayup ke telinga. Ia mulai bergeser hingga berdiri berhadapan dengan jarak yang semacam itu dekat di depan aku. Kemudian saya tawarkan minuman yang sedang saya pegang. Dia mengambil gelas itu dan diminum sedikit, sambil mata yang terus melihat ke aku, dia meneruskan pembicaraannya.
Sambil bicara tangan aku dengan isengnya mulai melepaskan kancing gaun tidurnya satu persatu dari bawah yang sudah terbuka dari pangkal pahanya sampai terlepas segala. Kemudian tangan dan jari saya dengan ringan dan halus menyentuh salah satu payudaranya. Semakin sebagian waktu kami masih konsisten terus bercerita cerita dengan mesranya. Suasana romantis kian memuncak sampai kesudahannya kami terdiam, dan aku mulai membelai rambut di sekitar telinganya dan sedikit demi sedikit menarik kepalanya sehingga wajahnya semakin mendekat ke aku. Bibirnya kemudian saya kecup dengan ringan berkali kali, dan ia juga membalasnya. If you adored this short article and you would certainly such as to receive additional facts regarding Gay Malang kindly browse through the web-page. Tak lama ciuman kami kian membara dan saling menggigit lidah dengan ringan. Kemudian dia aku ajak masuk ke dalam kamar untuk lebih bebas meneruskan permainan cinta kami.
Malam itu kami bermain cinta demikian itu menggairahkan dalam suasana lampu kamar yang redup dan ditambah dengan bunyi ombak yang terdengar dari arah jendela teras yang tak ditutup sepanjang malam.
Ia seperti lazimnya, pagi ini begitu menyegarkan. Saat terbangun fajar baru saja kelihatan, hembusan udara pantai di pagi hari seperti itu enak rasanya menjelang kamar hotel dari jendela teras yang terbuka semalaman. Di samping aku istri masih tertidur lelap dengan posisi telungkup tanpa mengenakan gaun tidurnya. Dia lama sesudah kami selesai terkait sex malam tadi, kami tertidur nyenyak sampai pagi. Benar benar pagi yang indah di pulau dewata ini.
Saya meluangkan diri keluar ke teras dan duduk menikmati suasana pantai di pagi hari. Cukup lama juga saya di teras. Sesudah langit mulai sedikit terang, terdengar suara istri bangun dari tempat tidur, tidak lama kemudian ia menghampiri saya yang sedang duduk di kursi teras. Dia berdiri di belakang aku dan kemudian membungkuk memeluk leher saya dan mencium kepala aku sambil mengungkapkan selamat pagi. Terasa hangat tubuhnya menyentuh bagian belakang kepala saya. Terasa payudaranya yang putih lembut itu. Ia tidak mengancingkan gaun tidurnya. Semakin sebagian ketika kami masih melihat pantai terus sambil istri duduk di pangkuan saya.
Setelah mandi pagi, istri menelpon membangunkan buah hati-anak, namun ternyata mereka telah pada bangun. Kemudian memberitahukan untuk siap-siap pergi sarapan pagi di cafetaria hotel. Dikala juga Mia di telpon istri dan membuat janji bertemu di loby untuk sama sama sarapan pagi.
Dikala kami ke loby hotel, buah hati-buah hati dan Mia telah berada di sana dan sepertinya sedang asyik berbincang-bincang. Mia mengenakan pakaian yang benar benar serasi dengan suasana pantai, menggunakan atasan t-shirt T-Shirt putih yang ketat dengan belahan dada yang lebar dan rendah dan bawahnya yang pendek, sehingga daerah perihal pusarnya menonjol, dan celana jeans pendek, terlihat sexy. Istri saya memakai pakaian terusan mini dari bahan katun tipis dengan bercorak bunga-bunga, bagian belakangnya terbuka cukup rendah, benar benar suasana pantai. Suasana sarapan pagi di cafetaria hotel pun terasa demikian itu akrab dan santai. Mia seakan seperti sudah dalam lingkungan keluarga sendiri.
Pagi ini dengan kendaraan beroda empat rental kami berjalan-jalan ke tempat-daerah tamasya di pulau Bali. Karena buah hati-anak seperti itu gembira. Sehabis makan siang di sekitar kuta, kami sempat berjalan jalan di sepanjang pantainya. Saat tak membawa baju bernang, anak-anak tidak jadi bernang di situ, selain itu aku anjurkan mereka bernang di private beach hotel kami menginap saja, selain bersih disana tidak terlalu banyak orang.
Dikala kembali ke hotel, aku dan istri balik ke kamar kami untuk sedikit beristirahat, namun buah hati-si kecil seperti tak habis-habis tenaganya, mereka segera kembali ke kamar mereka untuk berganti baju bernang. Mia menawarkan diri untuk memandu si kecil-anak, sebab dia juga berharap berenang di pantai milik hotel itu.
Ternyata hari memasuki malam telephone kamar berdering, saya dan istri yang sedang tidur sore terbangun tiba-tiba. Aku telphone dari buah hati-buah hati bahwa mereka minta izin untuk keluar jalan jalan malam bersama Mia. Menurutnya mereka ingin jalan-jalan ke kuta. Aku sepakat dan menyuruh mereka membawa mobil yang kami rental, sebab malam ini saya tidak pakai lagi. Ia lama sesudah itu buah hati-anak dan Mia datang ke kamar kami untuk mengambil kunci kendaraan beroda empat dan segera mereka pergi. Setelah memberikan kunci kendaraan beroda empat, istri kembali ke dalam kamar menuju aku yang masih tiduran di tempat tidur sambil menonton acara tv. Dia kembali naik ke daerah tidur dan rebahan miring ke samping menghadap saya yang sedang terlentang. Kemudian ia menanyakan makan apa malam ini ke pada saya sambil membelai belai rambut saya dan tangan yang satunya menyelusup ke balik kaos T-shirt saya, mengusap ngusap bagian dada. Lama kelamaan aku jadi aku juga, terasa penis mulai saya. Kemudian dengan cepatnya istri aku terjang sehingga dia jatuh terlentang di daerah tidur dan aku sudah berada di atas ia. Wajahnya aku dekati dan aku kecup bibirnya sambil menjawab pertanyaannya yang tadi, aku katakan ke dia hendak makan dia saja. Dia tersenyum becanda dan berbisik mengatakan saya saya.
Kancing pakaian satu persatu saya lepas dan lantas lantas kedua payudaranya yang indah dan lembut itu. Putingnya saya jilat sedikit dan kemudian saya kulum di mulut. Terasa sudah tegang dan keras, kemudian sedikit aku gigit puting yang kenyal itu. Ketika muka aku hingga di sekitar pusar dia, segera kancing celana jeans pendeknya aku buka dan resleting di turunkan. Ujung celana sekitar pinggangnya aku genggam dan dengan sekali tarik, celana beserta celana dalamnya lepas meluncur ke bawah. Sebab daerah sekitar clitoris nya seperti itu membasah demikian itu kentalnya. Sedikit demi sedikit mulai aku jilat dan terus lidah bergeser ke dalam vaginanya. Terasa kian banyak cairannya yang keluar dan sebanyak itu pula saya menelannya, terasa asin. Lidah yang telah setengan masuk ke dalam vaginanya mulai aku mainkan ke kiri, kanan, atas dan bawah. Dia kian aku dan rintihannya semakin kian. Berkali kali dia menyebut nama kecil aku yang cuma hanya terdengar pada zaman kami kuliah dulu, hanya dia dan sahabat lama saya saja yang tahu nama itu. Tapi sudah tadi dia dia penis aku masuk ke dia, melainkan sengaja aku membiarkannya supaya dia semakin penasaran dan hatinya semakin menggebu.
Tetapi saya juga tak tahan lebih lama lagi memandang gerakan dan suara istri yang seperti itu seperti itu. Dengan posisi normal penis lantas menjelang vaginanya yang telah banyak mengeluarkan cairan itu. Baru sesuatu yang telah di nanti nanti, terasa vaginanya berdenyut denyut menjepit penis sampai saya malahan semakin aku dan terstimulus bertahan terus. Ketika melainkan yang dia berikan ke penis semacam itu hebat, apalagi dalam seperti itu sudah demikian itu licin yang membikin saya saya untuk menahan supaya jangan langsung ejakulasi.
Badannya segera aku peluk dan di tarik supaya ia bangun dan membikin posisi kami sama sama duduk di atas daerah tidur. Ini sedikit mengurangi melainkan ke penis, sampai aku dapat lebih aktif lagi menggoyangkan pinggul dengan bisa yang teratur. Istri juga terlihat telah semacam itu saya hingga telah tak bisa dapat diri lagi sepertinya, seperti pasrah saja mengontrol aku.
Tidak akhir dari permainan sex kami, istri aku rebahkan kembali ke tempat didur dan dalam posisi normal saya mempercepat gerakan dan terus menuju klimaks. Ia dikala klimaks, lantas penis saya keluarkan dari vaginanya. Cairan putih kental yang panas seketika keluar dengan kencangnya dan membasahi kedua payudaranya berkali kali. Kemudian tangannya meratakan cairan yang tumpah di payudaranya hingga rata membasahi dadanya. Jarinya yang ikut serta ikut karena sebab kemudian ia masukkan ke mulutnya bergantian hingga bersih ia jilat. Ia lama sesudah itu saya tertidur lelap dan istri malahan demikian sepertinya, tetapi ia tak lama katanya.
Kemudian cerita ngintip tetangga kejadian selama aku tidur adalah bedasarkan cerita dari istri saya. Ia hanya tidur cuma dan kemudian dia mandi. Ketika ia lihat saya masih tidur nyenyak, dia membiarkan saya tidur. Kemudian dia dengan membawa baju bernang, pergi ke kolam bernang hotel untuk bernang. Kolam bernang hotel itu memang indah sekali indah malam, dari dalam kolam diterangi lampu sehingga berkilau kilau dan di salah satu sudut kolam itu ada bar untuk minum-minum, dan sedikit santai. Meja bar nya sedikit lebih tinggi dari permukaan air kolam, sehingga kita kalau ke bar itu tanpa bisa keluar dari kolam. Bar tender nya berdiri di balik kolam dan sepatutnya dengan kita yang di kolam.
Istri tak langsung berenang, tapi duduk-duduk dahulu di tepi kolam bernang sambil minum dan makan makanan ringan dan katanya dia disana kenalan dengan seorang pria Itali yang sudah lama sudah di Indonesia. Saat dia sedang asyik berbincang bincang, tak lama kemudian buah hati-si kecil dan Mia pulang dari jalan-jalan dan melintas dekat kolam, kemudian istri memanggil mereka dan mereka bahkan menemui istri, mereka pun ke pria Itali ini.
Ketika itu istri mengajak Mia untuk bernang bersama sama, dan sepertinya ia dia menerimanya, kemudian meminta izin kembali ke kamar untuk mengambil baju bernangnya. Mendengar itu si kecil-si kecil juga berharap berenang juga, walhasil istri mengizinkannya tetapi tidak boleh terlalu lama, sebab malam hari.
Mereka ber empat berenang dengan gembiranya malam itu. Setelah puas, anak-anak si kecil istri berhenti berenangnya dan kembali ke kamar mereka.
Sementara itu istri dan Mia masih berada di kolam berenang dan istri mengajak minum di bar kolam berenang itu. Entah apa yang di bicarakannya, melainkan namun istri saya mereka berdua asyik berbincang bincang, tak tak soal gosip gosip yang ketinggalan. Mia juga menanyakan soal mengasyikan kami suami istri yang nampak masih konsisten semacam itu mesra, walupun pertanyaannya masih sebatas itu dan agak sedikit ragu-ragu. Tapi Mia mulai lebih “berani” bertanya setelah istri memancing beberapa pertanyaan ke Mia. Istri menanyakan bahwa melainkan cerita aku, Mia punya tatoo kecil di sekitar pahanya. Istri saya ingin mau, melihatnya sudah berenang tadi ia telah memperhatikan sepintas. kemudian Mia dengan sedikit masih malu memperhatikan ke istri. Istri seperti itu begitu hingga terus hingga tatoo itu sambil memandang dan mengusap usapnya. Kemudian Istri meneruskan pembicaraannya dan mengatakan bahwa aku begitu demikian itu dengan tatoo itu dan lama tertarik oleh tangan aku, katanya sambil tersenyum sampai wajah Mia. Tentu saja ini memperhatikan kalimat yang yakni dan menantang Mia bahwa istri saya tahu segalanya.
Sempat suasana sedikit aku, tanpa tenang. Melainkan belum sempat Mia bicara, istri telah bertanya lagi, bagaimana rasanya ketika dikala kencan bersama saya di kantor waktu itu. Istri dengan nada semacam itu santai dan becanda memaksa Mia untuk bercerita kejadian waktu itu. Entah bagaimana cerita Mia ke istri, sampai Mia kian dekat dengan istri saya. Selesai berenang bahkan mereka masih asyik meneruskan perbincangannya di coffee shop di hotel hingga larut malam.
Saat mereka hendak kembali ke kamar masing masing, di depan pintu kamar kami, istri mengajak untuk mampir masuk cuma, melainkan karena tidak enak dan telah larut malam, awalnya Mia menolak melainkan sesudah istri berbisik ke ia dengan nada becanda, barulah Mia ingin masuk. Istri mengatakan ke Mia bahwa ingin mengganggu dan membikin surprise aku.
Mia berharap berharap apa kata istri juga mungkin sebab suasana mereka yang telah demikian itu akrab.
Saya terbangun dari tidur dan sadar sudah tertidur sudah tadi malam. Melainkan suasana di luar sana masih menonjol gelap sekali. Aku aku tahu itu masih dini hari sekitar jam satu atau jam duaan. Tentu saya terbangun sebab sesuatu sebab yang membikin saya bangun dari tidur yang nyenyak itu. Istri tidak ada di samping aku, melainkan terasa ada sesuatu dibagian bawah aku yang demikian itu semacam itu saya dan terasa aku sekali. Terasa penis semacam itu tegang sekali.
Bantal sedikit aku tinggikan dan kemudian mata melirik ke komponen bawah. Sempat sesaat aku begitu begitu dan surprise, melainkan kemudian langsung aku dapat bisa diri.
Sebab ada dua kepala wanita berada di sekitar selangkangan kaki saya. Seorang sedang menciumi paha dan yang satu sedang mengelus elus penis. Aku seketika mengenali yang sedang menciumi paha saya. itu istri aku, melainkan wanita yang satu kurang terang mukanya karena gelapnya ruangan. Aku coba hidupkan lampu kecil disekitar samping tempat tidur. Meski kemudian aku mengenalnya, dia Mia.
Saat lampu kecil aku nyalakan, kedua duanya konsisten tetap apa yang mereka kerjakan, hanya mata mereka saja yang sekejap melirik ke arah saya. Tanpa senyum aku mereka kembali meneruskan apa yang mereka lakukan. Aku terus melihat apa yang mereka lakukan. Mia mulai menjilati batang penis mulai dari pangkalnya dan terus menuju ke kepala penis. Terasa lidahnya yang hangat dan ikut meraba kulit penis. Kelihatan getaran lidahnya tidak selihai istri, tetapi ini telah membikin kenikmatan bagi saya. Sementara itu, istri pun mulai bergerak menuju penis dan kemudian ia mulai ikut serta menjilati penis dengan lidahnya yang begitu semacam itu.
Mereka berdua saling menjilati penis aku dengan nafsunya. Tentu saja rasanya ini demikian itu saya dan punya rasa tersendiri. Ia seperti dijilat oleh seorang wanita, rasanya berbeda sekali, terasa ada dua lidah yang saling menjilati batang penis, kenikmatan yang seperti itu asyik yang hanya dapat bisa bagi yang pernah merasakannya saja. Mereka menjilat seperti saling berebut sesuatu. Aku ketika mereka mulai menjilati sekitar kepala penis, mereka saling berebut dengan nafsunya. Karena bibir Mia dan istri saling bersentuhan menjilat kepala penis, demikian itu juga bibir mereka saling bersentuhan ketika hendak mengulum ujung penis dan saat menghisap ujung penis. Berkali kali terasa ujung penis mengeluarkan sedikit cairan sebab permainan mereka.
Istri dan Mia bahkan terdengar mulai terdengar desahannya karena saya juga mereka. Ketika mereka berdua asyik menikmati penis, saya sebagian kali mengalihkan pemandangan aku ke badan istri dan Mia, mereka sudah tidak mengenakan apa apa lagi dan kedua rambut mereka turut seperti habis keramas. Warna kulit Mia sedikit lebih gelap berair istri, namun terasa sama seperti istri, kulitnya semacam itu lembut dan hangat.
Saya kemudian saya posisi dengan membangunkan badan dan duduk di atas tempat tidur. Berkali kali kepala dan rambut mereka bergantian aku belai. Satu persatu, muka istri aku tarik supaya memandang ke saya dan kemudian aku cium dengan mesra dan nafsunya. Lidang dan lidah saling berjumpa dan tetap deep kiss. Kemudian Mia, wajahnya juga aku tarik seperti istri aku juga dan kemudian aku cium dengan dalamnya, terasa ciumannya semacam itu nafsu dan menggebu gebu melebihi istri. Mia dan istri bertubi tubi menciumi bibir saya saling berebut hingga ketiga bibir kami bersatu padu dan saling menjilat dengan lidah masing masing. Setelah itu Mia dan istri kembali menjilati penis, sampai sebagian waktu.
Ia istri mulai menarik diri dan duduk disamping menghampiri saya, namun Mia masih konsisten menjilati penis, tetap lebih bebas lagi, ia muali memasukkan penis semuanaya kedalam mulutnya dan berkali kali di keluar masukkan ke mulutnya. Istri kemudian berlutut di samping saya dan kami mulai saling berciuman lagi dengan mesranya. Tetapi kali ini tangan saya dapat sambil meremas kedua payudaranya secara bergantian, tersa putingnya telah demikian itu kenyal menantang. Kemudian tangan mulai aku gerakkan ke bawah, ke pusarnya perlahan lahan dan terus kebawah lagi hingga dikala selangkangan pahanya. Terasa telah turut sekali selangkangannya dengan cairan tubuhnya yang keluar banyak dari vaginanya. Saya mulai mengamati klitorisnya dan tertarik dan dimainkan dengan jari jari saya, terasa seperti itu licin sekali, sampai tak sadar jari telunjuk dan tengah terus masuk kedalam vaginanya saat. Vaginanya terasa demikian itu hangat dan licin penuh dengan cairan beningnya yang lengket itu.
Tangan aku yang satu mulai aku ulurkan ke Mia dan dengan isyarat tangan menarik dia supaya bangun dan menjauhkan wajahnya dari penis. Ia saya tarik supaya mendekat ke aku dan di tuntun aku dia berlutut kakinya berada di kiri kanan pinggul aku. Kemudian sambil saya bahunya dan di tekan, saya memberi isyarat dengan menekan bahunya aku dia mulai memasukkan penis ke dalam vaginanya. Mia langsung langsung dengan menggenggam penis saya dan saya ke mulut vaginanya, kemudian pinggulnya sedikit demi sedikit mulai turun dan terus membenamkan penis ke dalam vaginanya, terasa begitu panas didalamnya dan telah licin juga seperti istri saya.
Kemudian tangan saya yang masih berada di bahunya sedikit demi sedikit di arahkan ke payudara Mia yang manis itu. Payudaranya masih sedikit lebih semakin di banding istri, putingnya semacam itu keras. Dengan jari telunjuk dan tengah putingnya saya permainkan dan saya dijepit oleh kedua jari saya. Mia seperti itu aku sampai mulai merintih agak keras, sementara itu pinggulnya terus bergerak maju mundur memainkan penis saya yang berada di dalam vaginanya. Terdengar rintihan istri dan Mia yang saut menyaut karena nikmatnya, begitu juga aku.
Untuk sebagian waktu istri membiarkan Mia menikmati penis saya didalam dirinya. Kemudian istri mulai bergerak saya posisi berlutut di belakang Mia dan kemudian ia merapat ke punggung Mia, kemudian dari arah belakang kedua lengannya menjulur ke depan dan kedua tangannya merauk dan meremas kedua payudara Mia. Badan Mia malahan kian merapat ke aku, ia merintih berkali kali dengan bunyi keras dan menafsukan. Saya menciumi istri yang wajahnya berada di samping wajah Mia, dia seakan dia agar tapi ke Mia lebih hebat lagi. Aku malah dengan sekuat pun terus bisa diri agar konsisten jika bertahan lebih lama lagi.
Saatnya saya dia istri saya datang, posisi badan saya rebahkan lagi dan Mia saya tarik menuju arah muka aku. Dengan gaya merangkak Mia mendekati muka aku dan berhenti saya mukanya berhadapan dengan muka saya. Dikala bergerak, goyangan payudaranya membikin saya kian panas. seketika kedua pipinya saya pegang dan di tarik ke arah muka aku. Bibirnya yang demikian itu menafsukan segera saya sambut dengan ciuman yang dalam. Masih terasa hembusan saya yang terputus putus sebab permainannya tadi.
Sesudah itu aku mulai aku penis masuk dan terbenam kedalam demikian itu, tetapi kali ini adalah demikian itu istri. Dengan organ intim wanita ia mulai menjepit berkali kali penis sampai saya tak kuat hingga mengeluarkan bunyi agak keras. Sebab sepintas pinggul istri bergoyang berirama seperti itu menggairahkan dan salah satu tangannya tampak memainkan clitoris dan seperti itu Mia. Kami bercengkrama dengan seperti itu menggairahkan dan tak ingin segera selesai, ingin merasakan selama mungkin. Entah telah berapa lama kami demikian, nampak masing masing sudah berkeringat.
Selama merasakan permainan sex ini, aku juga sempat konsisten sex dengan posisi penis dari belakang Mia menjalankan istri bergantian. Salah satunya seperti dikala saya memasuki demikian itu istri dari belakang. Mia terlentang di daerah tidur dan istri dalam posisi seperti merangkak persis di atas Mia. Kepalanya dia rendahkan sampai mendekati kedua payudara Mia dan komponen pinggul kebawah saja yang menungging ke atas sampai saya mudah untuk measuki vaginanya dari belakang. Dikala saya menikmati begitu istri dari belakang, istri juga turut semacam itu Mia dengan memperhatikan, meremas dan mengulum payudara dan puting Mia, semacam itu cantik sekalai pemandangannya.
Ia dikala yang paling mengesankan merupakan ketika saya memasuki klimaks. Persisnya saya agak lupa tapi waktu itu menjelang klimaks, penis sedang berada di dalam seperti itu Mia. Saat gerakan Mia yang seperti itu hebat sampai saya tak bisa bertahan lagi. Dia menjelang ejakulasi, penis langsung saya keluarkan dari Mia dan sebagian kali cairan putih susu yang panas dan kental keluar dari penis mengenai dada istri dan Mia secara bergantian hingga payudara mereka ikut dengan karena. Terakhir, istri sempat menggenggam penis dengan tangannya dan menggoyangkannya kedepan dan kebelakang didepan wajahnya dan satu hentakan yang terakhir dari penis membasahi sekitar mulut dan pipinya. Ketika puasnya kami bertiga bercengkrama dan alhasil kami merobohkan diri di tempat tidur. Saya di tengah, Mia dan istri di kanan kiri aku tidur terlungkup dan kepala mereka berdua berbaring di atas dada saya. Kedua duanya aku ciumi dengan mesra dan tidak sadar kami bertiga tidur dengan lelapnya.
Ketika saya bangun, aku sudah kelihatan dan terlihat istri habis selesai mandi dan sedang mengeringkan rambut dengan hanya membalut badannya dengan handuk. Mia sudah tidak ada di kamar. Kemudian aku dekati istri dan aku kecup pipinya. Ia membalas dengan kecupan ringan di bibir saya. Saya berbisik di kupingnya menanyakan soal Mia. Istri dengan senyum mejawab dengan lembut bahwa Mia sudah kembali ke kamarnya tadi pagi. Kemudian aku pun pergi menuju kamar mandi.
Pagi itu seperti tak ada hal yang khusus, kami sarapan bersama sama di hotel dan bersantai di pulau dewata itu. Siang harinya kami sempat berenang bersama sama sekeluarga di kolam bernang hotel yang luas itu dan tentu saja Mia turut bersama kami dan buah hati-anak. Ternyata hari menjelang aku terbenam, saya, istri dan Mia sempat berjalan jalan di pesisir pantai di lingkungan hotel dan duduk duduk di pasir.