Hari itu saya sedang sibuk menyelesaikan salah satu proyekku untuk sebuah perusahaan tekstil. Iseng-iseng untuk refreshing, aku buka e-mailku, dan membalas e-mail yang masuk. Ada sebagian e-mail ucapan terimakasih dari mereka yang telah sukses meniru langkahku menggeluti bisnis wiraswasta ini. Ada juga e-mail dari calon pelanggan minta proposal. Juga ada sebagian e-mail joke dari teman-temanku.
Sedang asyik-asyiknya membaca dan membalas e-mail, tiba-tiba HPku berbunyi..
“Yang.., sedang apa nih? Aku kangen..” suara Monika pacarku terdengar di ujung sana.
“Hai Mon.., umum sedang nyelesaiin kerjaan nih. Kamu masih kuliah ya?”
“Iya.. Lagi nunggu kelas selanjutnya. Nanti malam jadi khan?”
“Pasti donk.. Aku juga kangen banget sama kamu..” jawabku mesra.
“Iya deh.. Udah dulu ya yang.. Dosennya udah datang.. Bye..”
Aku bahkan kemudian melanjutkan membalas e-mail. Setelah itu, kututup program e-mailku, dan akupun kembali melakukan proyekku. Lagi-lagi HP-ku berbunyi. Kulihat di layar, ternyata tante Sonya menelponku.
“Halo Wan.., apa informasi sayang?”
“Baik tante..”
“Kamu kok udah beberapa hari ini nggak main ke sini? Sedang sibuk ya?”
“Iya tante..”
“Hati ya.. Mentang-mentang banyak proyek lupa sama tante..”
“Nggak tante.. Kan..”
Belum sempat saya mengatasi perkataanku, tante Sonya sudah memotong pembicaraanku..
“Wan.. Tante punya sahabat.. Ia katanya punya proyek buat kau. Kau hubungi dia hari ini ya..”
“Bagus tante..”
Tante Sonyapun kemudian memberikan nama dan domisili serta nomor telepon sahabatnya.
“Asal jangan lupa kamu wajib ke sini esok hari. Tante telah kengen..”
“OK tante.. Terimakasih ya. Satu pasti Wawan ke sana. Kangen juga sama tante yang seksi abis..” jawabku bercanda.
“Ih.. Kamu jahil ya.. Awas ya esok hari..” jawabnya sambil tertawa kecil.
Memang saya sudah ketagihan berkaitan seks dengan tante Sonya. Sejak berjumpa dikala membeli mobilnya dulu, seringkali kami tetap bertemu dan saling memuaskan birahi masing-masing. Sebagai lelaki normal, siapa juga yang akan menolak diajak berselingkuh dengan tante secantik itu.
Sambil mengontrol secarik kertas berisi nama teman tante Sonya, akupun berdaya upaya apakah aku masih punya waktu untuk menerima proyek baru lagi. Sebab setelah proyek untuk perusahaan tekstil ini masih ada dua proyek lagi yang semestinya saya selesaikan. Tetapi kupikir aku terima saja, nanti apabila tidak bisa menjalankannya sendiri, aku bisa meminta bantu temanku yang dulu mengenalkanku pada bisnis ini untuk menolong. Pilihan lain, saya dapat minta deadline yang agak panjang dari teman tante Sonya ini.
Singkat cerita, sore itu saya seketika bergegas menuju domisili sebuah gallery di kawasan Kemang. Sesudah mengutarakan maksud kedatanganku pada satpam yang membuka pintu, akupun memasukkan mobilku ke dalam pekarangan gallery yang luas itu.
“Petang.. Aku ingin bersua dengan ibu Yulia..”
“Oh.. Ya silakan tunggu dulu ya Mas.. Namanya siapa darimana?” jawab resepsionis di gallery itu.
“Wawan.. Saya telah punya janji kok”
Resepsionis itupun kemudian menelepon, dan sesudah itu berujar..
“Mari Mas, saya antar ke dalam”
Kamipun menuju ruang kantor ibu Yulia sambil melalui ruang gallery. Gallery tersebut indah sekali dengan banyaknya lukisan yang baik-bagus diterpa lampu sorot sehingga menambah keindahannya.
“Permisi Bu.. Ketika Mas Wawan” kata si resepsionis setelah kami menjelang ruangan kantor ibu Yulia.
Kuperhatikan ternyata ibu Yulia ini masih muda, mungkin sekitar 30 tahunan. Wajahnya cantik dan berkulit putih mulus. Saya itu dia menggunakan gaun dengan tali tipis di pundaknya, serta syal yang melingkar indah di lehernya yang level. Gaun itu kelihatan tak sanggup menahan payudaranya yang membusung padat. Ditambah dengan gaun mininya yang menampilkan kakinya yang mulus, menambah darah mudaku bergejolak melihatnya.
“Hai Wawan.. Saya Yulia”
Kurasakan tangannya yang lentik itu halus menjabat tanganku.
“Ayo silakan duduk..” katanya mempersilakanku duduk di sofa dalam ruangan kantornya.
Ibu Yuliapun kemudian duduk di seberangku. Kamipun berbincang basa-basi sebentar. Mau ia ialah sahabat fitness tante Sonya. Tante Sonya telah bercerita banyak tentangku termasuk bisnisku.
Kamipun kemudian berbincang lebih serius mengenai bisnisku. Untuk mengamati penjelasanku yang menerapkan notebook, ibu Yuliapun pindah duduk di sebelahku. Tubuhnya menyebarkan wangi parfum yang lembut, menambah bergejolaknya nafsu kelelakianku. Sambil berbincang, adakalanya kulihat belahan payudaranya yang putih mulus tersembul dari gaunnya. Melainkan rasanya kuremas payudaranya yang menggemaskan itu, melainkan aku tentu sepatutnya bersikap professional.
Singkat kata, ibu Yulia tertarik dan menyetujui harga yang kuminta. Iapun memintaku untuk menyiapkan kontrak kerja untuk disetujui bersama.
“Itu aku meminta sedikit kelonggaran waktu ya Bu.. Soalnya saya masih ada sebagian proyek yang patut diatasi” kataku.
“Oh.. Kira ya.. Berapa lama punya aku selesainya?”
“Kau-kira satu bulan ya Bu..”
“Ok deh.. Nggak apa..” katanya
“Oh ya kau berharap minum apa Wan?”
“Apa aja deh..”
Ibu Yulia pun kemudian menelepon asistennya dan minta dua orange juice.
“Kau masih kuliah ya Wan”
“Masih Bu.. Tahap akhir”
“Oh.. Kamu jangan panggil saya Bu.. Aku masih muda lho.. Panggil saja tante”
“Oh iya tante”
Akupun terenyum dalam hati. Persis pengalamanku dengan tante Sonya dahulu yang tidak ingin dipanggil ibu. Hanya tante Yulia kemudian masuk memperkenalkan minuman.
“Ayo diminum Wan” kata tante Yulia dikala si pembantu beranjak pergi.
Tante Yulia lalu bangkit mengikuti pembantunya kemudian menutup pintu ruang kantor dan menguncinya. Kembali tante Yulia duduk di sebelahku sambil meminum orange juicenya. Pahanya yang putih mulus terlihat demikian itu menggoda ketika ia menumpangkan kakinya. Akupun tidak tahan untuk tak melihat pemandangan indah itu.
“Sedang lihat apa Wan?” katanya sambil tersenyum manis.
“Oh nggak kok tante..”
“Ayo kamu sedang mikir yang jorok ya..” katanya lagi menggoda.
“Nggak kok tante.. Kau terpukau aja.. Habis tante indah banget..”
“Ih.. Kau genit juga ya.. Pinter merayu” godanya lagi.
Tangannya kemudian meraih tanganku dan diletakkannya di atas pahanya.
“Kau pengin ini kan?” sambil berkata demikian itu tante Yulia mendekatkan wajahnya dan mencium bibirku.
Enak kuat menahan nafsu yang sedari tadi telah bergolak, kubalas ciuman tante Yulia dengan penuh gairah. Sambil berciuman, kuremas dan kuusap pahanya yang mulus itu, sementara tanganku yang lain mengusap-usap rambutnya.
“Ehh..” erang tante Yulia ketika tanganku meraba celana dalamnya yang sudah basah.
Erangannya makin menjadi-jadi dikala tanganku menyibakkan celana dalam itu dan menemukan klitorisnya. Kuusap-usap klitoris tante indah ini, dan cairan vaginanya kian mengucur deras.
“Ahh.. Lantas Wan.. Memang betul kata Sonya kau hebat.. Terus Wan” erangnya lebih lanjut.
Sementara tanganku masih mengusap-usap vaginanya, akupun menciumi pundak putih tante Yulia. Kemudian kuturunkan tali gaunnya sehingga payudaranya terlihat sedangkan masih terbungkus BH. Kuturunkan cup BH-nya dan payudaranya yang padat meloncat keluar seperti menantangku untuk menghisapnya. Setelah kuterkam payudara kenyal itu dan kuisap serta kujilati putingnya yang berwarna merah muda.
“Ahh.. Yess.. I like it.. Oh god..” erangan tante Yulia kian menjadi memenuhi ruangan kantor itu.
Terus kujilati puting yang kian mengeras itu, dan tanganku yang satu masih terus memberikan kenikmatan pada klitorisnya.
“Oh Wan.. Yes.. Terus wan.. Oh.. God” racau tante Yulia streaming bokep menikmati enak yang kuberikan.
Sesudah itu aku menghentikan sejenak aktifitasku. Hanya wajah tante menonjolkan kekecewaannya
“Wan.. Don’t stop please.. Ayo terusin wan..” pintanya
“Takut ketahuan tante.. Emang nggak ada siapa-siapa nih?” kataku sambil menciumi wajahnya yang cantik.
“Nggak ada.. Kau pembantu sama satpam aja.. Mereka juga nggak akan tahu.”
“Suami tante?”
“Nggak ada.. Sedang ke luar negeri.. Ayo Wan.. Puasin tante ya sayang..” katanya sambil menyokong kepalaku ke arah payudaranya yang montok itu.
Kuisap dan kukulum puting payudara tante Yulia. Bergantian kuhisap sepasang payudaranya. Tante Yulia kembali mengerang dan badannyapun menggeliat menahan enak.
Sesudah puas merasakan payudara montok tante Yulia, akupun mengangkat gaunnya sehingga tampak celana dalam mininya yang seksi berenda. Kulepas celana dalam itu, sehingga terlihat vaginanya yang bersih tak berbulu sedikitpun. Sesudah kujilati dan kuciumi organ intim wanita tante Yulia, sehingga tubuhnya agak melonjak dari sofa.
“Ahh.. Wan.. Yes.. Ohh..” erang tante Yulia. Sambil mengerang, tubuhnya nampak sedikit melengkung ke belakang menahan sedap. Tangannya menonjol meremas-remas payudaranya sendiri.
Kubuka lebih lebar paha tante Yulia, dan kujilati dan kadang kugigit perlahan klitorisnya. Sementara tanganku menggantikan tangannya untuk meremas-remas sepasang payudaranya yang kenyal itu. Ruangan semakin dipenuhi oleh erangan tante Yulia, dan juga suara sofa sebab gerakan tubuhnya yang mengeliat-geliat enak.
Tiba-tiba HP tante Yulia berbunyi. Kamipun tidak mempedulikannya dan saya terus memberikan kenikmatan oral pada tante yang indah ini. Namun suara HP terus berbunyi..
“Shit.!!” maki tante Yulia.
“Aku ya Wan.”
Tante Yulia pun bangkit dari sofa dan berjalan ke meja kerjanya. Diraihnya HP dan dijawabnya dengan nada kesal.
“Ya.. Ada apa?”
“Aku baik-bagus aja dear.., sedang sibuk untuk pameran minggu depan” jawabnya sambil kembali duduk di sofa.
“Kau sendiri gimana di Kuala Lumpur?” sambil berkata seperti itu tangan tante Yulia meraih kepalaku yang masih berjongkok di depan sofa dan menunjang ke arah tubuhnya.
Akupun mengerti keinginannya. Kembali kusibakkan gaunnya dan mulutku kembali menciumi dan menghisapi bibir vaginanya. Kemudian kutelusuri vaginanya dengan lidahku, untuk kemudian kuhisap-hisap kembali klitorisnya.
“Iya dear.. Hmm.. Udah dulu ya.. Saya banyak kerjaan nih.. I love you..” sambil berdiskusi tangannya mengusap-usap rambutku.
Kulihat tante Yulia menggigit bibirnya sendiri menahan erangannya, supaya suaminya di ujung telepon tak curiga.
“Iya.. Nggak apa.. Aku bisa jaga diri kok.. Ok.. Bye dear..” sesudah menutup HP-nya, erangan tante Yulia yang tadi terpaksa ditahannya seketika meledak.
“Oh.. God.. Terus Wan.. Yes..” Kau cepat kujilati klitoris tante Yulia.
“Ahh.. Wan.. Kamu hebat.. Aku keluar Wan.. Ohh..my godd..”
Tubuh tante Yulia mengelinjang hebat dan cairan vaginanya kian mengucur banyak. Terus kuhisap dan kuciumi vagina indah tante Yulia yang indah ini, hingga tubuhnyapun lemas terhempas di atas sofa. Kuraih tisu di atas meja dan kubersihkan mulutku dari cairan nikmat tante Yulia. Kemudian kuhabiskan sisa orange juiceku, dan kuambil dan kuberikan orange juicenya.
“Minum dahulu tante” kataku.
“Thank you Wan.., aduh belum pernah tante orgasme kayak tadi.. Kau benar-benar laki-laki Wan..” Lalu diteguknya orange juicenya hingga habis.
“Aku giliran kau ya..” katanya
Dimintanya saya berdiri di depannya. Tante Yulia yang masih duduk di sofa lalu membuka celana panjangku. Aku malahan membuka kemejaku, dan tidak lama akupun tinggal bercelana dalam di depannya.
“Kata Sonya punyamu besar ya Wan” katanya sambil tersenyum menggoda.
Tangannya kemudian menanggalkan celana dalamku, dan penisku yang memang lumayan besar itupun mencuat keluar dengan gagahnya hingga hampir mengenai wajahnya yang indah.
“Oh.. God.., besar banget Wan.., I like it..” katanya sambil mengelus-elus kemaluanku dengan jemari tangannya yang lentik.
Sambil mengocok perlahan penisku, wajah tante Yulia mendekat dan tak lama lidahnya sudah menjilati batang penisku.
“Ah.. Tante..” erangku saat kepala penisku dijilatinya.
Sambil menjilati kepala penisku, tante Yulia meremas-remas buah zakarku sambil matanya menatapku jahil menarik hati. Kemudian dibukanya mulut mungilnya dan dikulumnya penisku. Rasa enak menjalar ke semua tubuhku saat tante Yulia menggerakkan kepalanya maju mundur menghisapi penisku. Kuremas-remas kepalanya sambil merasakan kehangatan mulut tante muda yang cantik ini.
Cuma tante Yulia demikian itu merasakan penisku. Dihisap, dijilati dan diremasnya penisku dengan penuh gairah. Walaupun gumaman sedap terdengar dari mulutnya saat dia mengulum penisku. Saya erangankupun kian keras terdengar memenuhi ruangan kantor gallery itu.
“Now.. Please fuck me Wan.. Saya pengin ngerasain barangmu yang gede itu.” katanya sambil bangkit berdiri.
Dia bahkan kemudian berbalik membelakangiku. Kuciumi lagi pundaknya dan kuremas payudaranya. Kemudian tante Yulia memposisikan dirinya sehingga dia menungging di atas sofa tamu. Kusibakkan gaunnya dan kuarahkan penisku ke liang vaginanya.
“Oh.. God..” erangnya dikala kepala penisku mulai masuk menyesaki liang vaginanya yang sempit. If you loved this post and you would such as to receive more facts concerning gay indonesia tumblr kindly check out the page. Kudorong tubuhku sehingga peniskupun masuk lebih dalam, dan mulai kupompa Miss V tante muda ini.
“Ahh.. Yes.. Fuck me.. Fuck me.. Yes.. Yes..” erang tante Yulia separuh menjerit. Payudaranya menonjol bergoyang-goyang menggemaskan sebab gerakan tubuhnya. Jepitan organ intim wanita sempit tante Yulia terasa begitu nikmat di sepanjang penisku. Sambil memompa tubuhnya, kadang-kadang kuremas payudaranya yang menggantung menggemaskan.
Setelah beberapa menit kami bersetubuh dengan doggy-style, akupun kemudian duduk di sofa. Tante Yulia seketika menaiki tubuhku dan kami kembali bersetubuh dengan duduk saling berhadapan. Dengan posisi ini, aku leluasa untuk kembali menikmati payudaranya yang montok itu. Tante Yulia menaik-turunkan tubuhnya di pangkuanku, dan tanganku meremas-remas bokongnya yang bulat dan padat.
“Wan.. Wan.. Saya hampir keluar lagi wan.. Oh.. God..” erang tante cantik ini.
Saya lalu kembali menghisapi payudaranya sambil tanganku mendekap erat punggungnya. Sambil tanganku yang lain membatasi erat bokongnya, saya lalu menggenjot kencang penisku dalam liang vaginanya.
“Ahh.. Ahh.. God.. God.. Ahh..” jerit tante Yulia mendapatkan orgasmenya yang kedua.
Butir peluh terlihat mengalir membasahi wajahnya yang cantik dan beberapa menetes ke payudaranya yang indah. Akupun terus menggenjot tubuhnya dan tidak lama akupun merasa akan seketika menyemburkan spermaku dalam liang vaginanya.
“Hmmhh..” erangku tertahan saat orgasme, sebab mulutku masih menghisapi payudara tante Yulia.
Banyak sekali spermaku yang menyembur ke dalam vagina tante Yulia. Mungkin sebab aku demikian itu terangsang mengamati wajahnya yang cantik serta bodynya yang seksi. Sesudah itu akupun melepaskan dekapan eratku di tubuh tante cantik pemilik gallery ini. Tubuhnyapun rubuh lemas di samping tubuhku.
“Tante puas banget Wan.. Belum pernah bisa yang seperti tadi dari suami tante”
“Wawan juga puas banget tante. Tante cantik banget sih”
“Ih.. Kau bisa aja” jawabnya sambil mencubit tanganku.
Kami malah beristirahat sebagian saat, sebelum aku pamit pulang karena ada janji dengan pacarku. Saya bahkan berjanji akan mengirim draft surat kontraknya via e-mail sesegera mungkin.
“Jangan melewati e-mail Wan.. Kamu bawa aja sendiri.. Mumpung suamiku belum pulang.. Aku tunggu ya.” katanya sambil tersenyum manis.
-
Elmo Swank created the group cerita ngentot dukun indo 8 years, 5 months ago