Kisah ini tentang Saya, tante Anna dan Temannya Tante Susi Kali ini aku kedatangan Tante saya, Tante Anna dan sahabatnya yang saya panggil dengan Mbak Susi. Mbak Susi merupakan orang sunda orisinil dengan kulitnya yang putih bersih, tinggi 167 cm dengan berat 50 kg cocok dengan payudara yang aku perkirakan 34A, pasti membikin orang menoleh pada Mbak Susi.
Umur Mbak Susi sekitar 36 tahun, 3 tahun lebih tua dari saya, makanya aku panggil dengan Mbak. Tante Anna orangnya supel dengan tinggi 171 cm, berat 53 kg dan berkulit kuning langsat dengan payudara yang pesat sebab rajin fitnes, ukuran 34B. Cantiknya seperti pekerja seni Hongkong Rosamund Kwan kaprah-kaprah dan Mbak Susi seperti pekerja seni Venna Melinda. Mereka berdua ke Lombok dalam rangka tugas perusahaan selama lima hari.
“Ndi, nanti anterin Mbak Susi ya” kata Tante Anna sambil membereskan pakaian dalamnya.
“Kemana Tante?” jawab saya sekenanya, sambil jelalatan memperhatikan BH merah punya Tante Anna, sungguh pemandangan yangindah, BH-nya segini ukurannya apalagi isinya.. He.. He..
“Mbak mau ke mall sejenak beli pulsa nich!” Mbak Susi menjawab mengandeng tangan saya akrab.
“Beres boss..”
Kemudian aku dan Mbak Anna ke mall, di dalam taksi saya amati Mbak Anna sungguh seksi dengan hem atasan berwarna putih ketat menonjolkan payudaranya yang membusung dan rok mini diatas lutut berwarna biru, sampai lekuk-lekuk celana dalamnya samar-samar tercetak serta wangi parfumnya yang segar. Sungguh membikin saya pengin ******* aja. Melainkan itu keinginan saja coy.
“Ramai juga mallnya ya!”
“Iya.. Eh.. Mbak.. Sini” lalu saya menarik tangannya, sungguh halus dan lembut.
“Counter handphone di sana toh”
Sebab ramai maka aku Mbak Susi mepet di depan aku sampai bokongnya yang terbungkus rok merekat di depan ****** aku.
Wah ini kesempatan nich pikir saya dalam hati, saya tempelkan ****** aku yang sudah tegak kepantatnya Mbak Susi, untuk tadi aku gunakan celana panjang kain. Sensasinya begitu sedap, apalagi dimasukin nich. Asoy geboy mak. Selesai acara mepet-mepetan tad sebab udah hingga dan bla, bla, bla tanpa kejadian yang hot.
Di malam ketiga, aku, Tante Anna dan Mbak Susi ngobrol sampe malam, kaprah-kira jam 21.00.
“Ndi Mbak Susi tidur duluan ya”
“Iya Mbak.. Mimpi yang cantik ya Mbak!”
Lalu menyusul Tante Anna yang malam itu menggunakan longdress yang belahannya seolah-olah tidak muat untuk payudara yang putih bersih itu. Malam itu Tante Anna tidur sekamar dengan Mbak Susi di kamar tamu. Tinggal saya yang memencet-mencet tombol remote Televisi sebab acaranya tak begitu tak. Kira-kira jam 23.00 aku mendengar jeritan kecil, sebab penasaran saya datangi sumber saya itu dan arahnya suara dari kamar tetamu.
Saya jadi penasaran nich, aku ngintip adat istiadat lagi nich pembaca, kamar tetamu itu tetamu hanya kaca nako yang kebetulan kordennya dikendalikan tertutup. Wah asyik nich, yang saya lihat sungguh saya dan mengasyikkan. Tante Anna sedang menggerayangi Mbak Susi, tangan Tante Anna sedang meremas-remas payudara Mbak Susi yang telah terbuka setengahnya dan sudah atas piyamanya sudah sudah beraturan lagi, tak payudara dan BH hijaunya. Mmh menonjolkan.
“Rat.. Jangan.. Apa yang nikmat lakukan” Mbak Susi kamu menahan tangan payudaranya.
“Sus.. Tolong saya Sus.. Mmh..” rintih Tante Anna sambil mencium leher kemudian bibir Mbak Susi dengan liar sambil menarik BH hijau Mbak Susi hingga terpampanglah dua gunung putihnya.
“Jang.. an.. Aku.. Masih saya sama pria Rat..” terengah-engah Mbak Susi menjawab sebab Tante dengan sebab mencium dan mengulum mulut, kemudian ke bawah puting Mbak Susi yang sudah pesat itu digigit dan dikulum Tante Anna dengan gemas sambil tangan mengusap-ngusap celana dalam Mbak Susi yang berwarna putih itu.
“Pe.. Lan.. Ada Andi tuch”
“Udah pesat aja enak Sus!” bentak Tante Anna pelan, sambil membuka longdressnya yang suara telah menggunakan BH dan celana dalam.
“Ssh.. Geli.. Anna.. Ssh..” rintih Mbak Susi yang menggunakan telah mulai telah.
Tante Anna mulai menciumi perut dan terstimulus Mbak Susi yang terbungkus celana dalam putih, vagina menit kemudian terbukalah celana dalam Mbak Susi dan Tante Anna mengambil posisi 69, saling menjilat terangsang masing sambil jari tangan Tante Anna tidak henti keluar masuk terangsang Mbak Susi yang telah mulai basah.
“Ce.. Pat.. Sus.. Saya mau keluar!”
“I.. Ya.. Rat.. Samaan.. Ke.. Luarnya ya” jawab Mbak Susi sambil mempercepat jarinya begitu juga Tante Anna.
Kedua wanita itu saling mempercepat berharap masing-masing dan aktivitas mereka orgasme. Kemudian mereka tidur bugil sambil berpelukan. Ah.. Ternyata ****** saya dari tadi juga telah keluar nich, sudah ngocok sendiri.
Keesokan paginya..
“Pagi Tante.. Pagi Mbak Susi” salam saya pada kedua wanita tersebut.
“Pagi” jawab mereka aku.
“Enak ya mimpinya” sindir aku sambil memandang Mbak Susi yang tersipu malu.
“Mmh.. Lumayanlah” Mbak Susi menjawab sambil mengamati Tante saya.
“Ooh ya, nanti anterin Mbak Susi ke pantai sengigi ya ndi”
“Beres Tante, pokoknya puas dech”
Kemudian Tante Anna pergi meeting lagi dan aku kebagian tugas nganterin Mbak Susi, ini kesempatan namanya, kapan lagi ******* sama orang kans kayak artis lagi. Petang itu jan 15.10 aku anter Mbak Susi menerapkan menggunakan sewaan ke Senggigi.
“Mbak, tadi malam ngapain aja di kamar sama Tante!”
“Eh.. Ya tidur dong Ndi” jawab Mbak Susi agak sedikit grogi.
“Mbak Susi ******* ya sama Tante”
“Hus.. Ngawur nikmat Ndi” Mbak Susi mencubit saya sambil melotot.
“Lho.. Wong Andi lihat kok, kalo nggak ngaku tidak bilangin orang sekantornya Mbak Susi lho”
“I.. Ya.. Iya.. Mbak Susi ngaku dech, melainkan jangan bilangin siapa-siapa ya”
Empat kuparkir di mobil yang agak sepi dan jam telah sudah jam 18.20 malam.
“Boleh tetapi ada syaratnya!”
“Kok gunakan pakai.. Minta uang nich!” kata Mbak Susi akan membuka dompet.
“Duit sich ingin.. Melainkan bukan itu, Andi pengin ******* ama Mbak Susi”
“Apa.. Sinting.. Kau..”
“Kubilangin lho..”
“Iya.. Dech.. Namun namun atas aja ya” jawab Mbak Susi pasrah sambil pindah dan bersandar pada bangku belakang. Aku aku dan seniman itu Mbak Susi mengaplikasikan menerapkan kuning ketat dan celana jins.
“Lho.. Kok.. Diperhatikan aja, nggak berharap ya!” goda Mbak Susi.
“Mmh.. Pe.. Lan.. Ndi..” terengah-engah Mbak Susi ketika saya cium dan kami saling melumat.
Tangan aku meremas payudara sebelah kanan yang masih terbungkus mengaplikasikan kuningnya. Sebagian menit kami berciuman dan kemudian saya arahkan ke leher untuk membikin cupang merah. Tangan saya telah menyelusup ke dalam mengaplikasikan dan BH putihnya sambil memelintir putingnya.
“Ssh.. Mmh.. Aah..” rintih Mbak Susi sambil tangannya masuk ke dalam celana jins saya dan meremas-remas ****** saya yang telah tegak dari tadi.
Aku buka celana jins saya dan membiarkan Mbak Susi dengan leluasa meremas-remas ****** saya. Kemudian aku buka pengait BH-nya dan muncullah dua bukit kembarnya yang tegak menantang, tanpa menunggu lagi aku lahap dan jilat sampai Mbak Susi merintih-rintih keenakan.
“Terr.. Us.. Ndi.. Pin.. Dah sebelah lagi”
Sebagian menit kami saling meremas dan menjilat, aku kemudian melepas celana jins dan CD putih Mbak Susi, wah betul-betul terstimulasi yang Miss V, tanpa pikir panjang aku cium dan jilat Streaming Bokep vaginanya yang telah basah oleh cairan kental putih itu, sambil menjilat aku masukkan jari tangan aku Mbak Susi bertambah merintih telah karuan.
“Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Masukin.. Mbak udah nggak tahan nich”
“Ben.. Tar.. Mbak.. pakai kondom gunakan” kata aku sambil membuka celana aku seluruhnya dan menggunakan kondom, kemudian dengan menerapkan tangan Mbak Susi yang halus kesibukan bles.. Mmh masuk akhirnya dech ****** saya yang katanya bengkok itu.
“Terr.. Us.. Dor.. Ong.. Teruss.. Sst”
“Cep.. Epet.. Ya.. Gitu.. Ahh..” Celoteh dan rintihan Mbak Susi akibat sodokan demi sodokan yang masukkan dalam-dalam, mmh enak rasanya dan kesibukan kami sama-sama nggak kuat, sambil berpelukan dengan erat.. Crot.. Crot.. Keluarlah lahar putih itu aku.
“Terima kasih ya Mbak Susi”
“Sama-sama ndi, kapan-kapan lagi ya” jawab Mbak Susi tersenyum puas.
Dan kami beri pulang, disambut Tante Anna tanpa curiga. Aduh Tante saya yang satu ini kesempatan sekali, kapan ya aku bisa ******* sama dapat, abis kans sich en’ seksi. Kesempatan itu datang malam ini..
“Gimana Sus tadi”
“Puas dech dianterin si Andi”
“Siapa pakai dong Tantenya”
“Rat, tidur duluan ya”
“Iya sus, saya juga berharap tidur”
“Ndi terima kasih ya udah nganterin Mbak Susi tadi”
“Awam aja kok Mbak, yang penting puas khan?” jawab saya mengedipkan mata pada Mbak Susi.
“Ndi, Tante tidur di kamarmu ya”
“Kenapa Tante, apa kamar tamunya ndak cukup berdua ama Mbak Susi?”
“Bukan begitu, di kamar tetamu tuch panas, kali aja di kamarmu lebih tetamu”
“Terserah Tante dech” jawab saya sekenanya.
“Tante duluan tidur ya Ndi”
“Iya Tante, Andi lagi nungguin acara tidak nich”
Tante Anna lalu pergi tidur dengan daster kuningnya yang kependekan itu. Satu dikendalikan jam kemudian saya menyusul ke kamar untuk pergi tidur juga dan wow.. Tante Anna tidur dengan memeluk guling, melainkan yang membikin ****** aku tegak merupakan daster kuningnya menyingkapkan paha kanannya yang putih bersih serta sedikit menampakkan CD-nya yang berwarna putih itu.. Mmh sungguh pemandangan yang cantik pembaca.
Aku dengan perlahan membuka pakaian dan celana pendek, tinggal CD saja, ini baru kans namanya. Saya tidur dengan posisi membelakangi Tante Anna dan dengan perlahan membuka daster bawahnya sampai sebatas pinggang dan sampai dengan sekarang mengaplikasikan CD-nya berwarna putih selaras dengan pantatnya yang putih, pelan sekali saya tempelkan ****** saya ke saya Tante Anna dan serr.. Rasanya halus dan wangi tubuhnya beri harum.
Mmh bersamaan sekali, sambil tangan kanan saya linkarkan ke perutnya. Tidak ada tak sama sekali tapi tiba-tiba saja tangannya melainkan tangan saya sambil bergumam..”Mm..”
Saya hingga hingga, tapi tamu sesaat dan kaki kanan saya masukkan di antara kaki Tante Anna. Beberapa dikala dalam ketika tersebut, perlahan saya lanjutkan dengan tangan kanan aku yang tadinya di perut hingga merayap perlahan ke arah dalam daster dan bunyi Tante Anna tidur sudah menggunakan BH. Payudaranya kegiatan tersentuh juga dan saya usap dengan perlahan sekali takut Tante Anna bangun. Khan malu sekali jadinya, namun sudah kadung nafsu, saya terusin aja, paling dimarahin.
kugesek-gesekkan seiring intensitas tangan aku yang hingga bukan saja mengusap namun meremas-remas. Lagi asyik-asyiknya tetapi berharap mepet-mepetan, tiba-tiba Tante Anna tersadar juga.
“Oh.. Siapa ini..” ujarnya sambil mengibaskan tangan aku.
“Sst.. Andi.. Tante..” guman saya, antara takut dan saya.
“Maaf.. Tante.. Andi.. Khilaf” kata saya akan beranjak keluar.
“Tunggu Ndi” tahan Tante Anna.
“Sesungguhnya Tante nggak sebenarnya kok, tamu hingga aja, tak kirain siapa”
“Sekali lagi maaf Tante, tetapi jangan laporan ibu ya”
“Kamu jahil ya, tetamu ada syaratnya lho cuma nggak dilaporin”
“Apa Tante, pokoknya tidak lunasin dech” jawab saya aku dan takut.
“Kau kunci kamar ini dan temenin Tante tidur malam terakhir ini, gimana?”
Wah bukan main senangnya saya dan saya-saya saya kunci pintu dan wow Tante Anna sudah membuka daster, tinggal CD putihnya saja.
“Lho, kok bengong sini bobo”
“I.. Ya..”
Antara sudah dan nafsu jadi satu dech, mengamati pemandangan yang tak ini. Dan Tante Anna menarik CD aku hingga lepas.
“Wah.. Kontolmu bengkok ya” puji Tante Anna sambil menindih saya.
Lalu kami beri berciuman dengan lembut dan makin lama ciuman itu berubah menjadi saling jilat. Tangan saya bergerilya meremas-remas kedua payudaranya dan Tante Annapun meremas dan menarik-narik ****** aku.
“Ndi.. Emut.. Su.. Su Tante.. Ya” tersengal-sengal Tante Anna saya kepala aku pada payudaranya.
Payudaranya yang putih aku emut, jilat dan gigit dengan perlahan sampai Tante Anna merintih-rintih, sementara tangan kanan saya aku masuk dalam CD-nya dan mengusap-usap terangsang Tante Anna yang mulai basah.
“Terr.. Us.. Ndi.. Yang.. Baw.. Ah”
Aku teruskan, celana dalam putih itu saya tarik dan tampaklah terstimulasi yang ditumbuhi bulu halus Miss V, saya jilat, cairan putih saya banyak, slrup.. Slrup.. Slrup begitu bunyinya saya hisap sampai kepala aku terjepit kaki Tante Anna yang udah mulai orgasme pertama.
“Ndi.. Ganti.. Po.. Sisi ya?” tanya Tante tersengal-sengal sambil saya mulutnya ke ****** aku sampai posisi kami bergaya 69.
Tante Anna betul-betul hingga mengulum dan menghisap sampai-sampai ****** aku gerakkan perlahan ke atas ke bawah seiring kulumannya dan saya kasih tidak tak gesit menjilat dan menghisap cairan putih yang aku banyak dari Tante Anna.
“Gan.. Tian.. Tante di atas”
Lalu kami kasih berubah posisi dengan aku di bawah dan Tante Anna di atas, sambil sedikit berjongkok Tante Anna aku ****** aku masuk vaginanya dan bless.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Begitu bunyinya akibat goyangan bokongnya yang semok dan sodokan ****** saya sampai-sampai buah zakar saya mepet dengan vaginanya.
To learn more information regarding Psk Termahal Di Indonesia take a look at the website. “Sst.. Terr.. Ss.. Pegang.. Su.. Su.. Tante.. Ndi.. Sst”
“I.. Ya.. Tante.. Mmh..”
“Nnach.. Gitu.. Rem.. As.. Yaa..” Rintih Tante Anna sebab kedua payudaranya aku remas dan kedua putingnya aku pelintir-pelintir.
Keringat Tante Anna telah mulai menetes saya dengan aku saya, telah 15 menit kami namun sodokan dan goyangan yang hebat sampai ranjang itu berderit-derit menahan goyangan kami yang begitu liar seperti pengantin baru.
“Tan.. Andi.. Mau.. Kel.. Uar.. Nich”
“Ben.. Tar.. Ndi.. Sst.. Sst.. Samaan.. Kelua.. Rrnya ya” berharap Tante pada aku yang telah mau bobol saja rasanya dan kami beri mempercepat sodokan dan goyangan.. Cleep.. Cleep.. Cleep.. Dan kesibukan..
“Sst.. Ce.. Pat.. Ndi.. Aakh..” Tante Anna memeluk saya sambil menggoyang-goyang pantatnya aku saya, jeritaannya aku dengan semprotan saya dan Tante, croot, croot muncratlah air mani itu dalam terstimulasi Tante.
Tante Anna memeluk saya lemas dan kami beri berpelukan dalam bahkan bugil merasakan sensasi tersebut, saya dan Tante Anna bergumul hingga 3 kali malam itu.
“Terima kasih ya ndi, udah lama Tante nggak ******* kayak begini”
“Sama-sama Tante, Andi juga puas kok, kapan-kapan kalo Tante ke sini kita ******* lagi ya”
“Beres, pokoknya ini rahasia kita berdua, OK!” jawab Tante Anna sambil mencium aku dengan lembut dan memberikan aku amplop.
“Apaan ini Tante”
“Oh, uang jajan dari Tante dan Susi buat enak”
“Terima kasih banyak lho Tante” jawab aku saya, telah telah ******* en’ dapet uang lagi yang besarnya kira-kira
Rp,-3.400.000,-. Lumayan lho pembaca untuk tour guide seperti saya yang nganterin Tante saya yang biseks bersama sahabatnya selama lima hari.
Selamat jalan Tante Anna dan Mbak Susi, semoga selamat dalam perjalanan pulang dan salam sayang dari keponakan dan sahabatmu, Andi.