Sebelum melanjutkan Cerita Dewasa saya berharap bercerita sedikit seputar tanggapan aku memandang ibu menyusui sebelum cerita ini bermula, Entah kenapa tiap-tiap memperhatikan ibu menyusui aku jadi kepengen turut nyusu, dan akhirnya kemauan itupun terwujud.
Hampir setiap petang sebagian minggu ini, kegemaraanku untuk bersepeda ke lingkungan daerah tinggalku muncul kembali. Kesehatan memang salah satu alasan mengapa hal ini kerap aku lakukan sekarang, namun ada alasan lain yang kemudian menjadi alasan utamaku ialah seorang cewek atau lebih tepatnya seorang ibu Rumah tangga/tante di salah satu daerahku. Mbak Dewi, begitulah aku tak jarang memanggilnya. Perawakan dengan tinggi 168 cm, berwajah khas orang kota gudeg dan padat berisi khas seorang ibu-ibu muda jaman kini. Aku, Dana, seorang mahasiswa level akhir di salah satu perguruan tinggi ternama di Indo.
Langsung aja Cerita dewasa nya ya ?
Saat aku bersepeda, aku senantiasa berjumpa dengan mbak dewi, dia senantiasa menggendong anaknya yang masih berumur 2 tahun di sebuah SD dekat rumahku sambil menyuapi makanan ke si kecilnya. Dan tak jarang pula aku memergoki mbak Dewi sedang menyusui anaknya tersebut, pemandangan itulah yang membikin saya amat betah untuk memandangnya. Mbak Dewi tanpa malu-malu menyusui buah hatinya di daerah umum dan diamati olehku. Kerap pas saya mengamati prosesi tersebut, ia malahan tersenyum kepadaku.
“Wah ada petunjuk-pertanda sesuatu ini” pikirku
Dasar otak ngeres, yang dipikir pasti yang itu-itu aja..hehe
Bahkan kadang saya ngerasa ia sengaja memamerkan payudaranya kepadaku, yakni waktu menyusui kadang ia membuka hampir separo kancing bajunya sehingga telihat dua buah dadanya yang mengkal itu. Dan sesudah beberapa lama aku baru tahu kalo ukurannya 34C. BH yang dia gunakan tiap hari senantiasa membuatku merasa bahwa payudaranya semakin hari semakin menstimulus saja. Kadang hitam, pink, merah, biru, ungu dan yang paling saya menyenangi yaitu wujud BH yang mempunyai renda. Hot banget rasanya.
Suatu dikala, aku beranikan diri untuk berbincang dengannya. Hari itu dia sedang mengaplikasikan pakaian seperti pakaian tidur berwarna biru laut dengan rok longgar berwarna putih. Masih kayak si kecil muda aja deh walau umurnya telah menginjak kepala 3.
“apa berita mbak??lagi asyik ngapain ne??” tanyaku
“ini dek, lazim nyuapin Didi sambil jalan-jalan”
“sekaligus nyari udara segar petang hari”lanjutnya..
If you loved this posting and you would like to get extra data regarding gambar ngentot yg bergerak Igo Krucil (Bokepindo.Xyz) kindly stop by our own page. “wah sehat banget keliatannya mbak buah hatinya, pasti makannya banyak ya?”
“ga juga si Dan, Hanya nyusunya itu loh, kenceng banget.”timpalnya
Otakku yang ngeres seketika de mengarah ke hal yang iya iya…
“wah susu yang mana ne mbak??” tanyaku sambil tersenyum mupeng.
“ya susu botol dan susu ini.”sambil ia memegang payudaranya sendiri.
“Glek, wah ingin dong mbak minta susunya, biar saya juga sehat.” Hehehe sambil cengenges2an…..
“wah susu yang mana ne dan, klo susu botol kan ga mungkin toh kamu uda besar.”
“jangan-jangan yang ini ya??” sambil senyum juga mbak Dewi ini
Wuiih…berani juga ne mbak Dewi, segera aja de gue jawabh dengan ketawa juga “emang bole ya mbak??”
Tiba-tiba si Didi merengek dan meminta susu ke Ibunya..” bentar ya Dan, Didi meminta tetek ni.” sambil dia buka kancing pakaian 3 biji dan ngeluarin kedua teteknya yang masih terbungkus BH warna hitam berenda itu.Wah pucuk dicinta ulam bahkan tiba, akirnya bisa ngeliat dari dekat prosesi ini. Tetek mbak Dewi betul-betul cantik rupanya, apalagi BH yang digunakan benar-benar kontras dengan kulitnya yang kuning langsat dan yang paling saya sukai “BHnya berenda cuy”….yes yes yes
Begitu teteknya terbuka satu, seketika de si Didi menyerobotnya dengan cepat dan menghisap dengan pesat.
“pelan-pelan sayang, nanti tersedak lho” sambil mbak Dewi mengocok-ngocok teteknya yang telah dikenyot anaknya itu.
Wah jadi mupeng ne, putingnya yang coklat dan agak besar sempat menonjol sekilas oleh mataku. “Dedek yang dibawah sudah mulai berontak ne, gawat” batinku
Waktu itu kami berada di pinggir lapangan sebuah SD, tepatnya di tempat duduk di luar kelas yang terletak dipojokan gedung. Mbak dewi tiba-tiba minta si kecilnya untuk berganti posisi agar si kecilnya mengenyot tetek yang satunya. (uda abis mungkin yang kiri??) Tetek yang uda selesai diisep anaknya dibiarkan menggantung bebas, “Duh otong uda ga kuat ne, uda berdiri tegak didalam celana dan membuat saya jadi salting. Mbak dewi rupanya mengamati gelagat anehku ini.
“Kamu mengapa Dan??” tanyanya
Dengan terkaget aku menjawab “anu..emm..eh ngga papa kok mbak.”
“jangan bohong kau Dan, kamu pengen ya??”
Duh makin tegang aja dengan pertanyaan seperti ini. Melainkan karena amin sudah menaklukkan iman karenanya akupun jawab “emangnya bole ya mbak? Nanti ada yang naik darah?”
“ya asal ga rebutan sama Didi ya ga papa.”
Wah bener-bener beruntung ne hari ini….”maksudnya Mbak?”sok sok belagak goblok ne gue.
Sambil memutar-mutar teteknya yang sebelah kiri ia bilang “ayo sini aja, masih ada satu kok.”
“melainkan pelan pelan ya, si Didi ingin tidur ni kayaknya” lanjutnya.
Seketika aja gua deketin mbak Dewi, pertama-tama gue masih ragu, melainkan dia terus menarik tanganku untuk menyentuh bukit yang indah itu.
“jangan malu Dan…”sambil menyentuhkan tanganku ke buah dadanya itu..
Ku elus-elus tetek itu dengan lembut, mengasyikan juga ya mainin tetek cewek yang menyusui sambil ada anaknya yang sedang netek. (ukurannya itu lho, manteb gan!!) Waduw kayak threesome aja, tapi yang satu masi si kecil-anak. Lama kelamaan remesanku terhadap teteknya ternyata membuatnya ON, terus gue beranikan untuk mencium putting yang mungil itu.
“mas di sebelah sana aja yuk?”dengan menunjuk sebuah pelataran kecil di pojok gedung dengan lokasi agak ke belakan.wah mengasyikan juga ne tempatnya..
“ayo mas dilanjut lagi.” Ajaknya
“mbak dibuka aja de bajunya, biar lebih leluasa.”pintaku
Akirnya dia membuka pakaian itu dengan mudah karena tinggal beberapa kancing saja yang belum terbuka. Dengan BH yang masih menempel diatas teteknya, saya mulai mengisap, memilin, menjilat dan memainkan dengan lidahku. Tanganya mulai bereaksi terhadapku, menelusurlah tangan kirinya ke selangkanganku. Mulailah dia mengelus dari luar, kemudian tidak berapa lama sudah masuk ke dalam celana kolorku. Di daerah itu, terdapat sumur dengan sedikit lantai kering berbahan beton yang hangat sebab terkena cahaya matahari seharian. Dengan perlahan aku rebahkan dia di lantai tersebut dengan Didi masih mengenyot teteknya yang kanan tanpa terusik sedikitpun. Ia memintaku melepas celana dan baju yang kupakai sehingga hanya ketinggalan celdam GTman ku yang merekat.
Segera akupun rebahan di samping mbak Dewi sambil saling berciuman. Ganas juga ciumannya, lidah kami saling bertemu, mulut bahkan beradu sambil tangan kiriku bergerilya di dalam roknya. Bergantian saya mencium bibir dan teteknya itu sambil tangan kiri mengelus gundukan selangkangannya. Tangan kananku tak ingin kalah mulai melepas kaitan BH yang masih menempel itu. Mbak Dewi juga makin liar mengelus dedekku dari luar celana dalam, kemudian karena tak puas dia masuk ke dalam celana dalamku dan mengelus+mengocok dedekku..mantap bener rasanya, namanya juga uda pengalam kali ya?
“Dan, mbak ga dapat bangun ne, jadi bantu bukain celana dalammu ya?”
Lantas kubuka celana dalamku sambil berdiri. Kulihat dia tersenyum menatapku, saat terlepas, menyembullah dedek yang sudah tegang ini.
“gede banget Dan?punya suami mbak aja keok”
Dedek ku masih standar dengan ukuran 17cm, melainkan gendut dari pangkal ke ujung.
“masak si mbak?”tanyaku..
“mbak, aku bole meminta diemut ga dedeknya?”
Sambil senyum dia mengangguk tanda mengiyakan. Saya arahkan dedekku ke mulutnya, dan segera dijilati pelan-pelan hingga dia menelannya. Tanganku tidak ingin menganggur, saya raih tetek yang kanan dan dengan sedikit susah payah saya jangkau celana dalamnya yang berwarna hitam berenda pula, kemudian aku lepaskan tapi dengan rok yang masih terpakai. Sambil terus menjilat dan mengulum dedekku, aku terkagum mengamati vaginanya yang tercukur mulus dengan bibir merah dan sedikit menjulurkan kulitnya keluar, lantas saja aku memposisikan diri membentuk angka 69. dengan perlahan saya menjilat bibir vaginanya, aku julur-julurkan lidah ini kedalamnya secara perlahan. Sengaja aku memancing nafsunya supaya terus naik, terlihat dari cara ia mengulum dedekku yang kian liar. Disedot-sedot dengan kenceng ddedek ini sampai tertelan semuanya, “wah hebat ne, dedekku sampai bisa ditelan abis” pikirku.
Jariku mulai ikut serta campur dengan lidahku, mulai aku masukkan sedikit ujung telunjukku ke miss V nya dengan terus menjilat, aku ga mau merusak Miss V yang indah ini dengan tanganku. Hanya dedekku yang hanya boleh masuk lebih dalam lagi. Lenguhan mbak dewi yang terstimulasi dengan aksiku terdengar cukup keras, untung tempat tersebut sepi dan jarang dilalui orang. Kecilnya, Didi, gak merasa terganggu dengan lenguhan mamanya itu tetapi konsisten tertidur, mungkin ngantuk berat kali??hehehe tanpa terasa vaginanya uda basah banget dan tidak berapa lama cairan benih agak putih keluar dari lubang surga tersebut, tubuh mbak Dewi agak terhentak dan mulutnya terasa sedikit menggigit dedekku. “Pasti dia uda hingga duluan ni?” pikirku dalam hati. Saya hentikan aksiku dan saya cabut juga dedekku dari mulutnya, mbak Dewi kelihatan sedikit lemas melainkan konsisten tersenyum penuh gairah terhadapku. Saya sudah benar-benar terangsang dan pengen memasukkan dedek ini ke sarangnya, begitu juga mbak Dewi yang begitu terangsang memandang dedekku.
“mbak, aku bole masukin ne?”tanyaku
Ia hanya mengangguk dan tersenyum padaku. Saya lebarkan pahanya itu, dengan agak menindih saya masukkan sedikit demi sedikit dedekku ini. Aku resapi setiap jengkal kenikmatan surga ini, belum hingga separo mbak dewi nampak sedikit meringis.
” Pelan-pelan Dan…agak sesak ne rasanya..”
“Dan…besar sekali punyamu, tetapi enak banget Dan!”
“terus Dan…..”sambil menggigit bibirnya
Sesudah masuk seluruhnya, aku genjot dia dengan posisi MOT dan sambil saya push-up mantep banget, rasanya dalem banget dedek ini menusuknya. Mulutku tidak berharap keok, mencium dan mengemut teteknya secara bergantian. Hampir 15 menit kami dalam posisi seperti ini, karena sedikit lelah akupun berubah posisi. Aku cabut dengan cepet dedekku, serr sensasinya ruaar biasa. Kemudian aku rebahkan badan ku disampingnya dan miring kekanan, aku angkat kaki kirinya ke atas kemudian dari samping aku masukkan dedekku lagi. BLESSS….dedek ini sudah tenggelam lagi kedalam lubang surgawi, saya goyang pelan, sedikit bertenaga dan kenceng…..sambil mulut ini beradu dan tangan kiriku meremas puting tetek sebelah kiri. Lagi asik-asiknya tiba-tiba anaknya terbangun.
“Duh gawat ne?” kataku dalam hati. Melainkan mbak Dewi langsung mengelus buah hatinya dan mendekapnya agar tetap membisu dan akirnya Didipun tertidur kembali sambil netek. Wah lengkap sudah yang mbak Dewi rasakan, uda yang bawah diganjal ama dedekku, kedua teteknya ada yang ngenyot dan mulut juga bergantian saya lumat. Erangannya kian kuat hampir menuju puncaknya, akupun menikmati ada sesuatu yang ingin menyembur dari ujung dedekku. Semakin ku percepat gerakan dedekku ke dalam vaginanya, semakin liar juga kami berciuman dan semakin ganas tanganku meremas teteknya. Sesudah hampir 20 menit dalam posisi tersebut tiba-tiba aku ngerasa uda hampir sampai.
“Mbak saya berharap keluar ne..”
“aku juga Dan, bareng ya…”pintanya
Saya terus mnggoyangkan dedekku dengan makin cepat, 5 menit kemudian saya telah tak tahan lagi.
“Mbak….k…k….saya keluarrrrrrr”
“saya juga dek…k..k…”
Crot..Crot..Crot…Crot…tumpahlah seluruh maniku ke dalam vaginanya.ahhh…..sedap banget rasanya, sampai ke ubun-ubun rasa nikmat itu. Namun walau uda keluar aku konsisten membiarkan dedekku di dalam vaginanya. Kami masih saling berpagutan lembut merasakan tiap centi kenikmatan yang telah kami lewati., tanganku juga masih mengelus teteknya, anaknya juga masih mengenyot tetek yang satunya secara perlahan.
“Makasih ya Dan….sensasi ini belum pernah saya peroleh.”
“sama sama mbak, makasih juga uda dikasih kehormatan mencicipi tubuh mbak.”
“udah lama aku pengen ama mbak tiap kulihat mbak neteki disini”
“jahil kau ya Dan!!”
“mbak juga sengaja si ngeluarin tetek kok sampe dua duanya. Hehehehe”
Aku cabut dedekku, “Ploop..” bunyinya. Sesudah itu aku bangun dan menggunakan seluruh bajuku, aku kenakan lagi celana dalam mbak Dewi sambil saya berikan kecupan kecil di bibir vaginanya. “uhh…..”lenguh mbak Dewi. Diapun mengaitkan Bhnya tanpa mengaplikasikan dahulu karena Didi masih netek. Kamipun masih berbincang, dan saya masih merasa pengen menghisap teteknya. Mbak Dewi mempersilahkan aku untuk konsisten mencium teteknya…sampai memasuki senja akirnya kami keluar dari SD tersebut dengan Didi yang mulai terbangun. Kami bahkan berjanji akan mengulangnya kembali. Sungguh sensasi yang luar awam dari seorang wanita menyusui.